Senin, 27 Februari 2012

Gunung Berapi


LETUSAN GUNUNG BERAPI
Bencana merupakan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia dan/atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan Lingkungan, kerugian sarana-prasarana, dan utilitas umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan Dan penghidupan masyarakat (UU 24 th 2007 ). Sedangkan bencana gunung api adalah salah satu bencana alam yang disebabkan oleh letusan atau kegiatan gunungapi yang mengakibatkan kerusakan tata lingkungan hidup dan penderitaan manusia.
1.       Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi
Pemetaan bahaya erupsi gunungapi salah satunya dapat dilakukan dengan pendekatan Geomorfologi. Menurut Maruyama et al. (1980) peran geomorfologi dalam pemetaan overfol lahar yaitu :
Titik-titik di lereng gunung api yang rawan luapan banjir lahar :
·                     Pada titik dimana gradien lereng tiba-tiba menjadi landai
·                     Tempat dimana lembah lahar memotong lembah sungai lama
·                     Pada titik dasar sungai mendadak landai
·                     Tempat dimana terdapat teras dalam lembah lahaar
·                     Pada lembah lahar/lembah sungai yang mendadak menyempit dan dangkal
·                     Lembah sungai membelok dengan tajam.
Selain mengenai kondisi geomorfologi yang mempunyai titik rawan luapan banjir lahar, pemetaan bahaya erupsi gunung api ini juga harus memperhatikan satuan kawasan rawan bencana (KRB) gunungapi menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Adapun satuan KRB gunungapi dinyatakan dalam urutan angka yang menunjukkan tingkat kerawanan suatu kawasan menjadi :
1.     Kawasan Rawan Bencana I (KRB I ) : Kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliiran lava. selama letusaan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu pijar. Kawasan ini masih dibagi lagi menjadi  : (a) Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa berupa lahar/banjir dan kemungkinan perluasan awan panas dan aliran lava, terletak di sepanjang aliran sungai/dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di merapi. (b) Kawasan rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu pijar.
2.     Kawasan Rawan Bencana II (KRB II ) : Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (Pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (Panas), aliran lahar dan gas beracun. kawasan ini dibedakan menjadi (a) Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa awan pasan, aliran lava, dan gas beracun. (b) Kawasan rawan bencana terhadap lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan hujan lumpur (panas).
3.     Kawasan Rawan Bencana III (KRB III ) : Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi gunungapi yang sangat giat atau sering meletus. Pada kawasan ini tidak diperkenankan untuk hunian dan aktivitas apapun.
Kawasan rawan bencana gunungapi adalah kawasan yang pernah terlanda atau teridentifikasikan berpotensi terancam bahaya letusan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mardiatno, 2010). Untuk itu diperlukaan peta kaawasan rawan bencana gunungapi untuk mengetahui secara spasial titik-titik rawan yang sebisa mungkin harus dihindari agar bisa mengurangi resiko bencana. Peta kawasan rawan bencanaa gunung api adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan/aktivitas gunungapi. (Mardiatno, 2010). Peta ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan pos  penanggulangan bencana.
Hal yang penting dalam pemetaan bahaya erupsi merapi adalah saat penarikan batas tingkat kawasan rawan bencana gunungapi yang harus memperhatikan arah aliran awan panas, lahar, dan atau guguran lava pijar serta memperhatikan sifat letusan gunungapi yang bersangkutan (tanpa memperhitungkan arah/kecepatan angin), pelemparan lateral serta pola bentanglahan (landscape). Namun, penarikan batas tingkat kawasan bencana ini hanya berlaku apabila letusan gunungapi :
·                     Letusan terjadi di kawah pusat
·                     Arah letusan kurang lebih tegak lurus
·                     Tidak terjadi pembentukan kaldera
·                     Morfologi Gunungapi relatif tidak berubah

2.          Penyebab Letusan Pada Gunung Berapi
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi. Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.            Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan.
Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut. Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan

3.       Mengantisipasi Gunung Berapi

            Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi meletus maka magma yang ada di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat gunung berapi meletus antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi.Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara mengevakuasi penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini menghadapi suatu dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan apakah gunung berapi yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan gunung berapi begitu meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera menginformasikan pada aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk.
Ada kalanya, dengan gejala awal yang begitu meyakinkan sekalipun, ternyata gunung berapi tidak jadi meletus. Banyakpenduduk yang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena berada di pengungsian. Tetapi ketika gunung berapi menunjukkan ketenangannya dan para penduduk kembali dari pengungsian tiba-tiba terjadi letusan hebat dan menelan banyak korban. Peristiwa seperti itu merupakan bukti bahwa gejala awal suatu bencana alam sulit untuk diramalkan.
Pemerintah tidak tinggal diam melihat situasi seperti ini. Masyarakat telah dilatih dan disosialisasikan tentang isyarat-isyarat gunung berapi. Perhatikan tabel di bawah ini!
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status
Makna
Tindakan
AWAS
§  Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
§  Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
§  Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
§  Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
§  Koordinasi dilakukan secara harian
§  Piket penuh
SIAGA
§  Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
§  Peningkatan intensif kegiatan seismik
§  Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
§  Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
§  Sosialisasi di wilayah terancam
§  Penyiapan sarana darurat
§  Koordinasi harian
§  Piket penuh
WASPADA
§  Ada aktivitas apa pun bentuknya
§  Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
§  Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
§  Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
§  Penyuluhan/sosialisasi
§  Penilaian bahaya
§  Pengecekan sarana
§  Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
§  Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
§  Level aktivitas dasar
§  Pengamatan rutin
§  Survei dan penyelidikan

4.       Yang Harus Dilakukan Saat Gunung Berapi Berapi

Saat Gunung Berapi meletus, biasanya akan terjadi beberapa tanda-tanda alam yang sangat kelihatan dan terasa. Misalnya saja suara gemuruh di dekat gunung yang sedang aktif serta munculnya asap dari kawah gunung berapi. Suhu di sekitar gunung naik, mata air menjadi kering, tumbuhan di sekitar gunung layu, dan hewan-hewan sekitar gunung bermigrasi.
Bukan hanya mengetahui tandanya saja, namun kita juga harus tahu apa yang harus dilakukan saat gunung berapi meletus.
Berikut yang harus dilakukan agar nyawa tidak melayang:
·         Ikuti intruksi dari pemerintah daerah setempat. Jika disarankan mengungsi, segeralah mengungsi.
·         Jangan panik! Kepanikan hanya akan membuahkan masalah baru.
·         Hindari daerah gunung berapi yang lebih rendah dan jauhi lembah-lembah, daerah yang lebih rendah rawan dilalui lava.
·         Evakuasi ke daerah yang melawan arah angin, jika memungkinkan hindari daerah yang arah anginnya searah dengan arah letusan gunung berapi.
·         Persiapkan persediaan pangan dan obat-obatan dan masker untuk menutup hidung.
·         Waspada akan aliran lumpur yang bisa bergerak sangat cepat. Antisipasinya, bergeraklah ke arah yang berbeda atau ke tempat yang lebih tinggi dengan segera.
·         Kenakan pakaian lengkap dan tertutup seperti baju + jaket + celana panjang + topi untuk melindungi tubuh.
·         Helm atau pelindung kepala dan kacamata juga diperlukan untuk menghindari hujan pasir dan kerikil atau bahkan batu.


Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
  • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
  • Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin

Adapula gunung yang susah diprediksi letusannya, seperti Gunung Sinabung misalnya. Oleh karena itu, pencegahan yang paling bijaksana adalah mengungsi sejauh mungkin.
Hasil Letusan Gunung Berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen(NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas

5.       Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
  1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Senyuman Seorang Sahabat


SENYUMAN SEORANG SAHABAT

          Suasana hari yang indah dan terik matahari yang cerah membuat semangat gadis yang tomboy ini menjalani aktivitas dengan semangat  dan senyuman yang  indah, bahkan dia bermain basket dengan santainya bersama teman temannya. Gadis ini tidak peduli akan terik matahari yang menyoroti kulitnya. Gadis yang satu ini sangat aktif untuk mengikuti kegiatan , namanya tercantum dalam sebuah comunity yaitu WE TEENEGER’S SOCIALITY, yang kegiatannya adalah acara Go Green (penghijauan) dan BAKSOS (bakti sosial). Bukan hanya itu dia juga aktiv dalam kegiatan dalam sekolah seperti X-cul atau yang lainya. Gadis ini terkenal ramah dan baik hati yang miungkin sikapnya sedikit mengesalkan tapi dia murah hati. Gadis ini pernah menjadi sorotan semua teman teman sekolahnya karena dia menjadi hal yang dinginkan seluruh anak di sekolah itu yaitu jabatnya sebagai KETUA OSIS. Mungkin saja gadis ini tidak lah pintar hanya kemampuannya mengatur waktu yang di andalkan teman teman seklahnya yang memilih dia sebagai KETA OSIS. Pasti kalian ingin tau siapa namanya gadis ini namanya adalah “NADIAN NDRIEA VALERINA PUTRI”. Mungkin namanya seperti laki-laki namun dia gadis yang lucu , baik , dan ramah.
            Gadis ini mempunyai banyak sahabat yang baik dan bisa mengerti dia. Jangan salah gadis ini lebih banyak mempunyai sanabat lakilaki ya mungkin ada sahabat ceweknya namun, dia lebih suka bergaul dengan lakilaki namanya jug gadis tomboy. !!!!!!!!!!!!!!
Ok, sampai sini kita udah mengenal gadis berkelahiran jakarta,14 november 1994 ini. And next  to strories.............
             Sore harinya ...
”Kemana ya orang orang dirumah sepi banget kayak enggak ada penghuninya aja?”ndrie sambil menggaruk ngaruk kepalanya.
“WOOOYY!!!!!”suara lakilaki yang menggema kencang dan sambil menepuk pundak ndrie.
“AHHHLKKKK, kamu bang bikin saya kaget aja.!!!” Sambil menarik nafas.
“Lagian kamu ngapain bengong disini , bukannya masuk itu ASSALAMMUALAIKUM , ini malah benggonng sambil garuk garuk kepala lagi. Memangnya kamu lagi nyari apa ? atau jangan bengong gara gara kamu kangen ya sama abang mu ini ?” ckkckkckckc
“AHKKK, geer bannget . Orang saya lagi mau masuk kamar, udah ahk saya mau tidur.”
“Huu, dasar punya addek kok kayak gitu ya , tomboy lagi gimana entar kalau teman teman saya dateng ya , wah parah bisa bisa saya di ledekin nih, ah biarin ajalah.”sambil membayangkan apa yang akan terjadi.
Next to morning....
“krrrrrr, krrrr” suara jam beker berbunyi. Namun gadis ini masih tertidur pulas.
Ini salah satu hal kebiasaan gadis yang tomboy ini sering bangun tidak tepat waktu , namun herannya gadis ini tiak pernah telat masuk dalam kelas. Ya bisa terhitung di siplinlah, apalagi dia adalah KETUA OSIS.
“WAAAHHH,,udah jam 6, wah saya bisa telat apalagi pagi ini saya ada rapat OSIS antar SMA lagi aduh gimani nih?. ABANGG, MAMAA kenapa enggak ngebangunin adek,.???!!!!!”sambil bergegas turun kebawah dan pergi ke kamar mandi..
“Apa adek ? ya addek sendiri kebiasaan jam beker di banting lagi, hmmm ..”sambil menyiapkan sarapan pagi.
“AHHKK, maasaa , adek enggak pernah ahk. Aduh mana din kamar mandi ada si abanglagi.”sambil sewot dan berteriak teriak.
“udah udah mending makan dulu sini, dari pada nanti nunggu abang lama, ayo anak mama.”sambil tersenyum ramah.
“iya iya.”tampangnya melemas.
            Setelah selesai pagi itu dan tiba di sekolah...
“WELCOM TO SMA NEGERI ANGKASA JAKARTA”
Gadis ini berlari menuju tempat rapat yang berada di samping ruang guru. Disana sudah berkumpul para KETUA OSIS antar sekolah, dan ternyata gadis ini datang pada jam yang tidak di tentukan. Tidak biasanya gadis ini membuat kesalahan. Semenjak kejadian itu gadis ini jadi jarang hadir di saat ada kegiatan, bahkan saat ada acara Go Green dia tidak hadir , katanya dia mengundurkan diri dari comunity tersebut. Namun apa daya dia sedang tidak ingin tampak di muka umum.
“Ndrie?”ucap Daniel.
Daniel Karmana adalah satu sahabatnya yang selalu mendukungnya.
“Ndrie kamu kenapa ? seminggu ini aku tidak melihatmu tampak pda lapangan basket bahkan di aula perkumpulan OSIS kemarin kamu juga tidak tampak.? Apa ada yang salah padamu?” sambil menatap manis ndrie.
“Hmmm, aku tidak apa apa, hanya ingin merenungi kesalahanku yang datang telat pada saat acra rapat OSIS antar SMA itu.”sambil cemberut.
“kamu tidak salah kok ndrie hanya waktu yang terlalu mempercepat jalannya, lagian KETUA OSIS dari SMA lannya tisak masalah malah mereka santai sajakan.”sambil tersenyum manis.
“iya juga sih, tapi wajah dari Manuel tidak mengenankan rapat OSIS itu di undur”sambil sedikit tersenyum
“nanti dulu, memang Manuel siapa ? KETUA OSIS ,bukankan kenapa kamu harus takut dengan bawahan kamu yang jabatanya hanya sebagai WAKIL KETUA OSIS. Kamu harus santai dalam ngejalani masalah ini . yang penting pak KepSek santai dengan ketelatan kamu.”tersenyum indah.
“mungkin memang iya, tapi....?”
“Ssstt, ngga usah diterusin yang penting sekarang kamu jalani aktivitas kamu yang seperti biasanya aku disini dukung kamu , ^-^ “
“terimakasih Daniel, kamu memang sahabat yang baik , senyuman kamu itu jadi motivasi aku untuk membuktikan kalau aku ini ngga lemah dan ngga boleh lemah hanya karna masalah yang sepele, sekali lagiterimakasih ya.” ^-^
Ok. Tenyata memang bener sahabat itu emang berarti , tapi jangan menghandalkan sahabat karna suatu saat nanti sahabat bisa menyakiti kita dengan apapun caranya.

Next, and end
J kau adalah salah satu manusia yang terlahir begitu indah dengan satu senyuman yang indah , kau berikan senyuman itu padaku saat aku rapuh, kau adalah salah satu di antara sekian orang yang dekat denganku , bukankah rasa sayang akan tumbuh pada sahabat karna kita , dan semenjak itulah arti senyuman sahabat sangat berarti bagi kita J

Ketenagakerjaan di Indonesia



Data dan informasi ketenaga-kerjaan sangat penting bagi penyusunan kebijakan, stategi dan program ketenagakerjaan dalam rangka pembangunan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan saat ini dan masa datang. Kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan yang baik dan benar sangat ditentukan oleh kondisi data dan informasi ketenagakerjaan yang baik pula. Apabila telah tersusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan maka kemungkinan besar masalah ketenagakerjaan akan dapat dipecahkan secara benar pula. Untuk dapat menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan benar tersebut sangat ditentukan oleh dukungan sistem informasi ketenagakerjaan yang baik dan handal. Sistem informasi ketenagakerjaan yang dimaksud disini menyangkut arus data dan informasi dari sumber data ke tempat pengolahan dan seterusnya ke pengguna data dan informasi ketenagakerjaan khususnya para pengambil dan penyusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan. Dalam era otonomi saat ini, masalah arus data dan informasi ketenagakerjaan ini mengalami kemunduran.
Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah lagi mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi. Hal-hal yang bersifat mikro seperti data dan informasi pelatihan, hubungan industrial (perselisihan dan pemogokan kerja) dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri serta keselamatan, kecelakaan dan kesehatan kerja, usaha-usaha untuk peningkatan produktivitas kerja dan pengupahan masih belum tersedia dengan baik dan benar.
Memperhatikan permasalahan diatas, maka sudah seharusnya dibangun suatu sistem informasi ketenagakerjaan era baru, dengan tujuan agar data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat mikro tersebut dapat tersedia dengan baik dan benar. Pembangunan sistem informasi ketenagakerjaan seperti itu tidaklah mudah untuk diwujudkan, karena menghadapi berbagai tantangan. Akan tetapi ada pepatah mengatakan : ?Masih ada jalan ke Roma?, yang berarti kalau diusahakan dan dipikirkan secara terus menerus maka sistem informasi ketenagakerjaan era baru dapat terbangun yang akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan kontiniu baik yang bersifat makro maupun mikro dapat disediakan dengan baik dan benar.
•  Komponen Sistim Informasi Ketenagakerjaan
Sistim informasi ketenagakerjaan merupakan kesatuan komponen yang terdiri atas kelembagaan, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, subtansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja (pengumpulan pendatabasean, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebarluasan data dan informasi ketenagakerjaan). Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan tidaklah dapat dilakukan secara instant, tetapi perlu dibangun secara bertahap dan selanjutnya diujicobakan serta disosialisasikan untuk disepakati oleh sumber data, pengelola dan pengguna. Hal ini perlu ditegaskan karena dari pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan lebih mudah dari implementasi dan pemeliharaan. Oleh sebab itu pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan perlu direncanakan secara matang, agar dapat terlaksana dan diimplemen-tasikan secara kontiniu oleh pengelola dan lembaga yang terkait dengan sistim informasi ketenaga-kerjaan tersebut.
Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan menyangkut pembangunan berbagai komponen yang telah disebutkan diatas. Komponen tersebut menyangkut;
•  Sumber Daya Manusia .
Pengelola dan Penyaji Data dan Informasi Ketenagakerjaan baik di tempat sumber data dan pengguna harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan keahlian mengelola dan menyajikan informasi ketenagakerjaan. Pengelola dan penyaji harus mengetahui data dan informasi ketenagakerjaan baik jenis dan karakteristiknya, karena sangat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para pengguna data dan informasi ketenagakerjaan.
Selain pengetahuan akan data dan informasi ketenagakerjaan, seharusnya pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan teknologi informasi untuk memproses data dan informasi ketenagakerjaan tersebut.
Pengelola dan penyaji harus kreatif dan inovatif dalam rangka mengumpulkan, mendatabasekan mengolah dan menyajikan serta menyebarluaskan data dan informasi ketenagakerjaan. Apabila pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan tersebut tidak mempunyai pengetahuan, keahlian dan ketrampilan mustahil data dan informasi ketenagakerjaan tersebut dapat tersedia secara akurat dan berkesinambungan.
Dengan demikian sumber daya manusia yang mengelola dan menyajikan data dan informasi ketenagakerjaan merupakan prioritas yang harus dipersiapkan dalam sistim informasi ketenaga-kerjaan, dengan kata lain tanpa adanya sumber daya manusia yang profesional, maka sistim informasi ketenagakerjaan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah, Pengusaha dan Buruh Sepakat Bahas Ulang Draf Revisi UU Naker
Pemerintah, asosiasi pengusaha dan serikat buruh sepakat untuk duduk bersama membahas ulang draft revisi UU no.13 tahun 2003 tentang ketenaga-kerjaan melalui forumtripartit. Jika revisi perlu dilakukan, maka draft revisi hasil pembicaraan forum tripartit ini yang akan diajukan ke DPR. Sedangkan draf revisi yang ada saat ini, hanya akan dijadikan bahan acuan saja. “Draf revisi saat ini hanya menjadi acuan saja, tergantung pada forum tripartit nanti, biar dibicarakan di sana. Yang akan diberikan pemerintah kepada parlemen nanti adalah draf yang mendapat referensi dari tripartit” Sementara itu, meskipun mengaku menghargai sikap pemerintah yang mau duduk bersama membahas persoalan itu, namun Ketua umum Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, menyatakan para buruh tetap waspada menunggu hasil yang akan disepakati dalam forum tripartit itu. Jika pemerintah tidak akomodatif terhadap aspirasi para buruh maka tidak tertutup kemungkinan aksi demo akan kembali digelar oleh para buruh.
Dilain pihak Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno menuturkan tidak ada batas waktu yang ditetapkan untuk membahas rencana revisi UU ketenaga kerjaan itu. Disamping menggelar forum tripartit, pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan UU No. 13/2003 selama ini, yang akan dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi terpercaya. Presiden SBY besok (8/4) sore dijadwalkan akan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai masalah perekonomian Indonesia secara umum,dan khususnya mengenaiketenaga-kerjaan.
KETENAGAKERJAAN
Angkatan Kerja sampai dengan Tahun 2001 di Kalimantan Tengah adalah 808.718 orang, sedangkan kesempatan kerja berjumlah 774.731, atau mengalami pengangguran terbuka sebesar 4,3%.
Program Dinas Tenaga Kerja Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2001 sebagai berikut :
1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan memperluas  kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja.
2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja
Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing tinggi.
3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitass sektoral (tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas  regional. Sasaran program ini adalah peningkatan  produktivitas tenaga kerja..
4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.
Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan  berusaha sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah meningkatkan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.
Rencana Anggaran Pembiayaan (APBN) Sektor Tenaga Kerja
Kondisi Awal
1. Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
a. Penduduk.
Penduduk Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 berjumlah 1.823.715      orang dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2,8 % per tahun.
b. Angkatan Kerja.
Dari jumlah penduduk tersebut diatas terdapat angkatan kerja usia diatas 15 tahun sebanyak 808.718 orang.




c. Kesempatan Kerja.
Kesempatan kerja sampai dengan tahun 2000 di Kalimantan Tengah berjumlah 774.731 orang.
d. Penganggur.
Jumlah penganggur di Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 sebanyak 33.987 orang dengan tingkat pengangguran sebesar 4.2 % per tahun.
2. Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja
Tingkat keterampilan tenaga kerja masih relatif rendah dan sebagian dari tenaga kerja yang tersedia belum sesuai dengan lowongan kerja yang ada. Hal ini dapat dilihat dari 774.731 orang yang bekerja di Kalimantan Tengah sebagian besar berpendidikan sampai dengan SD atau 465.922 orang (60.1 %). Oleh sebab itu di perlukan pelatihan keterampilan tenaga kerja untuk menambah kemampuannya dalam mengisi lowongan kerja dan mampu bersaing dengan tenaga kerja yang datang dari luar Kalimantan Tengah atau mampu bersaing dalam mengisi tambahan tenaga kerja pada era pasar bebas.
3. Produktivitas Tenaga Kerja.
Khususnya kepada tenaga kerja yang sudah bekerja perlu dilatih dan diukur produktivitasnya agar dapat dikembangkan kemampuannya dalam meningkatkan pendapatannya sediri, lembaga/perusahaan tempatnya bekerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas daerah/regional.
4. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.
Perusahaan di Kalimantan Tengah baik besar, sedang, menengah dan kecil sampai dengan tahun 2000 berjumlah 1.087 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 63.156 orang, laki-laki 44.856 orang dan perempuan 13.300 orang. Untuk menjamin ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha, di perlukan pengaturan hak dan kewajiban masing-masing fihak melalui syarat kerja dan pelaksanaan norma-norma kerja di perusahaan serta hak-hak berserikat.
Realisasi Kegiatan Pembangunan Tahun 2001
1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2001,  Jumlah anggaran Rp.925.551.000.-. Realisasi keuangan 100 % dan realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Analisa Jabatan 15 jabatan.
b.  Penyuluhan Bimbingan Jabatan 500 orang.
c.  Pembuatan buku Informasi Pasar Kerja (IPK) 500 Buku.
d.  Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 1000 orang.
e.  Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang.
f.   Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 35 orang.
g.  Teknologi Padat Karya 140 orang.
2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja.
Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp 511.274.000.Realisasi keuangan 100 % realisasi fisik 100 %.
Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
a.   Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 22 Paket
b.   Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 Kegiatan.
c.   Identifikasi program pelatihan 1 Kegiatan.
d.   Pengembangan jejaring informasi 1 Kegiatan
3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja.
Proyek Pengembangan Produktivitas ( PP ). Jumlah anggaran Rp. 126.290.000.-. Realisasi Keuangan 100 %, Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Pemasyarakatan dan pelayanan produktivitas 2 Kegiatan.
b. Peningkatan tenaga ahli dan kader produktivitas 2 Kegiatan.
c. Pembentukan dan pengembangan lembaga produktivitas 3 Kegiatan.
4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.
Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja   ( PHIPTK ). Jumlah anggaran Rp. 431.348.000.- Realisasi keuangan 99,93 % dan Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
Pembentukan Hubungan Industrial 75 Perusahaan.
Penetapan dan sosialisasi UMR 65 Perusahaan.
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial/PHK 60 Kasus.
Penerapan norma kerja 1 Paket.
Pembudayaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 2 Paket.
1. ABT-DIPDA Proyek Pengembangan Ketenagakerjaan dan Penanggulangan
Pengangguran (PPKPP) tahun 2001. Realisasi keuangan 95.23 % dan realisasi Fisik 100 %. Jenis Kegiatan :
a. Survey Inventarisasi Lowongan Pekerjaan pada 250 Perusahaan.
b. Inventarisasi lowongan pekerjaan pada Proyek-Proyek Pembangunan Pemerintah sebanyak 20 Instansi.

Langkah Pemecahan masalah
1.  Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Mandiri Profesional (TKPMP) dan penugasan tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT).
- Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya (TPK).
- Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaan-perusahaan.
- Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah.
2. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan.
3. Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan keterampilan tenaga kerja.
- Pemagangan
4.   Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produktivitas.
5.   Peningkatan penyuluhan terhadap efektivitas syarat kerja  dan pelaksanaan  norma kerjadi perusahaan.
6.   Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah.
a. Program 2002
Program Ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut :
1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja.
2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja
Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing tinggi.


3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitas sektoral (tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas regional. Sasaran program ini adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja.
4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan berusaha sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah meningkat-kan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Pelaksanaan dan Hasil yang dicapai Tahun 2002
1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.
Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2002, Jumlah anggaran Rp.977.090.000.00. Realisasi keuangan sebesar Rp.976986.600,00 (99,98 %) dan realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
 a. Analisa Jabatan 10 jabatan.
b. Penyuluhan Bimbingan Jabatan 45 orang.
c. Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 840 orang.
d. Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang.
e. Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 25 orang.
f. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Kader 25 orang
g. Penyempurnaan Bahan Kamus Jabatan Nasional 10 jabatan
h. Pembinaan dan Monit Tenaga Kerja Antartar Kerja Antar Daerah 1.185. orang
i. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Unit 40 orang
j. Pengembangan Lembaga Bursa Kerja Khusus 6 paket
k. Pembuatan Sarana Perluasan Kerja Sistim Padat Karya(PKSPK) 6 paket
l. Penyempurnaan Renstra STAN 100 buku
m. Penyusunan Buku Rencana dan Program sebanyak 60 buku
n. Penyusunan Buku Data Informasi Ketenagakerjaan sebanyak 330 buku
o. Pemantauan Ketenagakerjaan Daerah sebanyak 50 buku.



2. Program Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga Kerja.
Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp.832.360.000,00 Realisasi keuangan sebesar Rp 830.278.500,00 (99,74%) realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 49 Paket ( Pelatihan Ketrampilan Kerja )
b. Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 paket
c. Pelatihan Manajeman Usaha 75 orang
d. Pelatihan Pengembangan Motivasi Berprestasi (PMB/AMT) 81 orang
e. Pelatihan Tehnis ILK LLS/LLP 80 orang
f. Pengukuran Produktivitas 5 perusahaan
g. Penyuluhan Standarisasi 20 orang
3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja Jumlah anggaran Rp.426.931.000,00 Realisasi Keuangan sebesar Rp 418.291.000,00 (98.0 %) dan Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Pemberdayaan Tripartit 770 orang
b. Pemberdayaan LK Tripda 1 paket
c. Penanggulangan Krisis Ketenagakerjaan/ Unjuk Rasa 100 orang
d. Penyelesaian Kasus PHI/PHK 50 orang
e. Pengembangan Koperasi Pekerja 110 orang
f. Pembinaan dan Pengembangan Upah Minimum Propinsi(UMP) 210 orang
g. Pendidikan Hubungan Industrial Bagi Pekerja 540 orang
h. Pemberdayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 30 orang dan Sertifikasi Profesi K.3 21 Perusahaan.
i. Pemberdayaan Operasional Upah Minimum Propinsi 60 perusahaan
j. Pemberntukan Norma Kerja 420 orang
k. Penyelesaian Kasus di P4D 160 kasus
4. Program Pengembangan Ketenagakerjaan dan Penanggulangan Pengangguran.
(PPKPP) mendapat anggaran ( DIPDA ) tahun 2002 sebesar Rp. 250.000.000,00 Realisasi keuangan (SPJ) Rp. 240.518.000,00 (96.2 %) dan realisasi Fisik 100 % adapun jenis kegiatan antar lain sbb :
a. Survey penyusunan rencana dan program, mengenai pemberdayaan penganggur potensial yang terdapat di :
1. Kota Palangkaraya 185 orang (Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Bukit Batu).
2. Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Katingan 150 orang (Kecamatan Ketapang, Baamang, Kota Besi, Cempaga, Kasongan dan Tewang Sangalang Garing).
3. Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur 118 Orang (Kecamatan Dusun Utara, Dusun Tengah, Dusun Timur dan Dusun Selatan).
b. Penyusunan dan Penyebaran Informasi 36 Kali.
c. Pemantauan dan Evaluasi 72 Perusahaan.
d. Penyelesaian Honorarium/Intensif P4D TA. 2001 dan 2002.
e. Permasalahan
1. Penganggur di Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 31.519 orang .
a. Belum berfungsi secara optimal Bursa Pasar Kerja Propinsi, sehingga menyulit-kan dalam koordinasi pengisian lowongan kerja dari Kabupaten/Kota lainnya di Propinsi Kalimantan Tengah, apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan yang di butuhkan.
b. Kualitas Tenaga Kerja di Propinsi Kalimantan Tengah pada umumnya masih relatif randah, bersaing secara Nasional saja sekarang sudah kalah apalagi menghadapi AFTA 2003.
c. Tingkat produktivitas tenaga kerja pada umumnya masih relatih rendah.
d. Syarat kerja yang terbentuk di perusahaan belum sepenuhnya berfungsi secara optimal demikian juga tentang ketentuan norma kerja masih sering dilanggar oleh pihak perusahaan.
e. Tidak dapat termonitor secara keseluruhan kesempatan kerja yang ada pada Instansi Pemerintah.
2. Langkah Pemecahan Masalah
a. – Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) dan penugasan tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT).
- Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya (TPK).
- Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaan-perusahaan.
- Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah.
b. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan.
c. – Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan kete-rampilan tenaga kerja.
- Pemagangan
d. Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produk-tivitas.
e. Peningkatan penyuluhan terhadap efekti-vitas syarat kerja dan pelaksanaan norma kerjadi perusahaan.
f. Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah.
REALISASI ANGGARAN DINAS TENAGA KERJA
Pada pos ini tidak terlihat adanya kelompok belanja yang realisasinya melampaui plafond anggaran yang disediakan, hal ini dimaklumi karena pada dasarnya setiap pengeluaran sebelum disalurkan senantiasa terlebih dahulu diuji dan diteliti kepentingannya.
Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada berbagai kegiatan lapangan usaha selama tahun 2002 mencapai 840.851 orang dan pada tahun yang sama jumlah angkatan kerja adalah 890.595 orang. Dengan demikian pengangguran terbuka (open unemployment) adalah sebesar 5,59 %. Angka ini lebih besar jika dibandingkan tahun 2001 yang hanya 3,78 %. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja baru. Dengan kata lain masih dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk lebih mening-katkan pertumbuhan ekonomi daerah baik melalui penggalangan investasi maupun penciptaan iklim usaha yang lebih baik, sehingga kesempatan kerja lebih terbuka lagi.
Berdasarkan data terkahir jumlah pengangguran berpendidikan Sarjana di Kalimantan Tengah tahun 2003 mencapi 10.000 orang. Hal ini disebabkan kurangnya lapangan kerja yang menyerap jumlah pengangguran terdidik tersebut. Sementara penciptaan lapangan kerja oleh tenaga terdidik tersebut amat kurang memadai dan atau daya kreasi lapangan kerja mereka belum memadai.

PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
1. Arah kebijakan
Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan kemandirian tenaga kerja termasuk tenaga kerja yang akan bekerja di daerah lain maupun di luar negeri, dengan memanfaatkan dan mengembangkan lembaga pelatihan termasuk Balai Latihan kerja (BLK), penyediaan lapangan kerja baik di sektor formal maupun non formal untuk mengurangi pengangguran dan membantu PHK, pengembangan bursa tenaga kerja terpadu bagi tenaga kerja terlatih, serta perlindungan tenaga kerja.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan ketenaga kerjaan adalah : (a) untuk meningkatkan kualitas tenaga    kerja; (b) mengurangi pengangguran; (c) perlindungan tenaga kerja dari pelanggaran hak-
hak ketenagakerjaan; (d) serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah meningkatnya profesionalisme, dan jiwa kewirausahaan, semakin luasnya penyerapan tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, ketenangan bekerja dan berusaha.
3. Program Pembangunan
Program pembangunan ketenagakerjaan adalah :
a. Program perluasan lapangan kerja
Program ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja dan akses lapangan kerja baik regional, nasional maupun luar negeri sebagai antisipasi meningkatnya angkatan kerja dan jumlah penggangur melalui penyediaan sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja, mendorong terciptanya kesempatan berusaha, serta pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
b. Program peningkatan ketrampilan tenaga kerja
ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja untuk memenuhi tuntutan pasar kerja, serta untuk mengantisipasi persaingan tenaga kerja yang semakin ketat baik tenaga kerja lokal maupun dari luar daerah melalui peningkatan pelatihan ketrampilan bagi tenaga kerja.
 c. Program perlindungan tenaga kerja
Program ini dimaksudkan untuk memberikan suatu kondisi bagi terciptanya,
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja, serta terciptanya
hubungan kerja industrial dan hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha dan
pekerja. Selain itu program ini juga dimaksudkan untuk mendorong optimalisasi
fungsi kelembagaan tenaga kerja di perusahaan yang mampu menjembatani
kepentingan pengusaha dan pekerja melalui peningkatan peran dan fungsi
kelembagaan tenaga kerja, peningkatan pengawasan ketengakerjaan baik pekerja
dalam negeri maupun luar negeri, serta pengembangan asuransi ketenaga kerjaan
dan penyusunan rancangan peraturan daerah perlindungan tenaga kerja informal.
d. Program Peningkatan Kerjasama 
Program ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ketenagakerjaanyang
ada, baik perluasan lapangan kerja, ketrampilan tenaga kerja, maupun perlindungan
tenaga kerja, bekerjasama dengan pihak swasta dan lembaga lain.
SARAN :
Kita tahu bahwa untuk mendukung perkembangan investasi di bidang industry
diperlukan tenaga kerja yang kompeten dibidangnya agar produktifitas perusahaan menjadi meningkat. Namun demikian terkadang perusahaan dihadapkan pada ketimpangan antara skill yang dimiliki oleh karyawan dengan skill yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu, penggunaan teknologi juga memungkinkan terjadinya efisiensi penggunaan tenaga kerja karena tenaga manusia digantikan dengan mesin. dampaknya terjadi out shourching, sehingga terjadi pengangguran yang sangat besar . Dikatakan pengangguran yang terjadi sangat besar karena pengangguran selain karena adanya program out shourching juga karena adanya lulusan baru dari tiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD sampat perguruan tinggi.

KOMENTAR :
Ternyata memperoleh reaksi yang cukup besar, oleh karena bisa dianggap merugikan tenaga kerja, dan sebaliknya, menguntungkan pengusaha/majikan. Perlunya win–win solution adalah penting. Mungkin bisa diselesaikan, setelah ada penyelesaian RUU BPJS. Masalah pesangon, yang banyak dianggap berat oleh para pengusaha, bisa dikonversi melalui pendekatan jaminan sosial, sehingga tercipta win–win solution. Kalau semua itu bisa terselesaikan, insya-Allah kita bisa menciptakan kondisi ketenagakerjaan yang kondusif menunjang pembangunan bangsa. Sebaliknya, tanpa kondisi ketenagakerjaan yang kondusif, jalannya pembangunan, khususnya investasi bisa terganggu.